Sabtu, 30 April 2011

Sebuah Pilihan

  
“Lipat ke belakang.Lipat ke depan.Mmm,baru dirapikan.Yap.”
Aku sematkan peniti kecil di bawah dagu,baru memasang bros sebagai pemanis.
Nah.Selesai sudah!
“Tok.Tok”
“Cepat Bintang.Ini sudah mau jam 7.”
“Iya Bu.”
Ku sambar tas,lalu bergegas ke luar kamar.
Ayah sudah di meja makan.Kopinya juga sudah habis.Sekarang tampaknya sedang melahap sarapan paginya yang lain.Hmm.Koran.
Ia melirik aku sedikit dari bacannya.Tersenyum.Baru kembali biasa.
Ibu yang dari dapur juga seperti itu.Melihatku lekat-lekat.
“Bintang kok pakai bintang.”
“Tidak apa-apa juga kan Bu.Eh,bagus tidak?Sepertinya masih kurang rapi ya?”
Ayah yang sejak tadi diam,ternyata malah berkomentar.
“Bagus kok Nak.Ayah senang akhirnya kamu mau berjilbab juga.”
Aku bersorak dalam hati.
“Apa hadiahnya Yah?He he he.”
“Hadiahnya ya pahala lah.Apalagi.Yah,lumayan lah.Kain-kain bekas di gudang mungkin  jadi bisa kamu pakai sekarang.Daripada mubazir.”
“Kejamnyaa,kejamnya,kejamnyaa,” aku pun menirukan cengkok sebuah lagu dangdut.
Ayah dan Ibu terkekeh bersama mendengarnya.
“Sudah.Ayo berangkat sekolah sana.Jangan lupa baca doa dulu ya Bintang,sebelum naik motornya.”
“Iya Bu.Assallammualaikum.”

                                                                                ***

“Alhamdulillah.Kamu ternyata sungguh-sungguh.Aku pikir cuman bercanda.”
“Ya serius Dyt.Masak masalah agama aku main-main.”
Aku cubit  pipi gembulnya.Gemas.
“Syuk..Eh..Eh..Jangan dong Bin.Sakit!”
“Maaf.Maaf.Eh,hari ini ad PR tidak?”
“Nanya PR kok di sekolah.Bukannya kemarin sore atau tadi malam.”
“Yaah.Kan cuma memastikan.Tapi aku sudah ngerjain semua  kok.”
“Oh baguslah.Mmm.Ngomong-ngomong kamu udah serius mau berhijab Bin?”
“Insya Allah Dyt.Tolong doakan aku istiqomah ya!”
“Lalu,Adi bagaimana?Dia sudah tahu?”
Lagi-lagi Adi.Semalam waktu aku bercerita kepada Dytta,dia bertanya tentang Adi.Sekarang Adi lagi.
Jangan-jangan,besok pun tetap ada Adi!
“Bin.Bin.Kamu marah?Aku cuman bertanya saja kok.”
“Eh.Tidak kok Dyt.Jujur.Aku pun masih teringat kata-katanya.”
“Hmmm.Kamu kan pernah suka sama dia.Suit.Suit,”Dytta menggodaku.
Aduh,anak ini.Dikasih hati,dia minta jantung.Mentang-mentang aku tidak jadi marah.
“Jadi,” lanjutnya,”kamu mau jawab apa pertanyaan dia waktu itu?”
“Ya,seperti yang kita bahas.Mungkin aku bakal menemuinya nanti pulang sekolah.”
“Cuman berdua?”Mata bulatnya mendelik.
“Ya tidak mungkin.Kamu temani aku ya!”
                                                                ***
Jam pulang.Aku dan Dytta pun bergegas ke taman.Walaupun,ia tak berada di sebelah ku sebenarnya,sewaktu bertemu Adi.
Privasi.Begitu katanya.Ya tak apalah.Asalkan dia ikut saja.
Sekarang di hadapan ku ada Adi.Aduh Ya Allah,bantulah hamba-Mu ini.
“Di.”Aku membuka pembicaraan.
“Sebenarnya aku masih ingin menjadi siswa SMA kebanyakkan.Seperti kamu,Dytta atau yang lain.
Ia serius mendengarkan.
“Masih banyak hal-hal yang belum ku raih.Dan tentunya,aku mencoba belajar untuk membahagiakan kedua orang tua ku juga lebih mengenal Sang Pencipta kita.Aku yakin,kau pun seperti itu.”
Aku menghela napas sejenak.
“Dan aku yakin,sebenarnya masa sekarang ini masih sementara.Tuhan pasti telah menakdirkan pasangan  untuk kita masing-masing nantinya.Maafkan aku.Aku harap kamu mengerti pilihanku ini.”
Air muka Adi sedikit kecewa.Untunglah dia tersenyum sesudahnya.
“Ya.Kata-katamu betul Bin.Kita masih muda.Ibarat matahari,kita belum juga condong ke barat.
Mungkin aku juga harus terus memperjuangkan cita-citaku.”
“Iya.Aku percaya,Insya Allah kamu akan sukses Di.Kamu punya semangat itu dalam diri kamu.”
“Terimakasih Bin.Kamu pun begitu ya.Tapi,kita masih berteman kan?”
“Tentu Di.”Aku menjawabnya sembari menganggukkkan kepala.
Setelah Adi pergi,Dytta pun berjalan ke arahku.
“Bagaimana Bin?”
“Alhamdulillah.Semuanya baik Dyt.”
“Baguslah kalau begitu.Eh,kita shalat Dzuhur dulu yuk!”
Kami pun mengarahkan kaki ke musholla.
Entah kenapa,hari ini shalat ku seperti berbeda dengan hari-hari biasa.
Air wudhu benar-benar terasa menyejukkan.Ayat-ayat Al-Qur an pun seperti benar-benar memenuhi relung jiwa.
Dalam sujud terakhir,aku memanjatkan doa lebih lama dari biasanya.
“Ya Azza Wa Jala.Aku ini hanya hamba-Mu yang lemah.Seorang perempuan akhir zaman
yang ingin mecoba menjadi muslimah hakiki walaupun kadang terlintas aralnya kehidupan.
Yang kerap melupakan-Mu,tapi nyatanya tetaplah Engkau anugerahkan nikmat-nikmat dalam kehidupanku.
  Ya Rabbi,hari ini aku bersimpuh untuk memohon karunia dan rizki mu.
Anugrahkanlah hamba,rizki-Mu yang penuh berkah.
Yang tidak akan menimbulkan fitnah di dunia.
Namun juga tidak akan mengurangi pahala hamba-Mu ini di akhirat nantinya.Amin Ya Rabbal Alamin.”




5 komentar:

  1. loh???
    inikan cerpen yang WAKTUU itu !!!!
    wkwkkw
    bgus bgus ^_^

    BalasHapus
  2. sampe sini aja atau ada lanjutannya?

    BalasHapus
  3. Hehee..Kapan-kaopan mungkin ada...
    Siapa tahi bisa diulah novel lah :d
    Hmmm,gimana novelnya kak?

    BalasHapus