Senin, 22 Agustus 2011

Ramadhan

Assalammualaikum :D

Alhamdulillah yah... *jadi inget apaa gitu*
Buat seluruh umat muslim, akhirnya kita sudah ngejalanin puasa lebih dari separo loh :O waow.
Dan di malam-malam terakhir Ramadhan, tentu kita mengingat, bahwa Allah telah menjanjikan keistimewaan.

Apaan tuh?

(Y) Lailatul Qadr. Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam yang ditujukan untuk  hamba-Nya yang larut dalam ibadah dan mengingat Allah.
Subhanallah, betapa kita semua menginginkan Lailatul Qadr. Malam yang penuh dengan kesejahteraan hingga terbit fajar.
Maka dari itu,sayang banget nih kalau dilewain begitu aja :) Ayo bersama-sama kita tingkatkan ibadah. Ibadah yang wajib dikhusyukkin. Ibadah yang sunnah, diamalin.
Tarawihnya juga giat yaaa. Moga engga bolong sampe hari ini *gakaya yg nulis :p*
Hehehe, but i'm believe. Mungkin yang memilikki aral untuk taraweh karena mereka ada acara  bukber di tempat yang jauh atau menunggu keluarga dijemput sama bis *yang nulis ngeles :p*

Now, go to the  other topic ya :)
Bulan Ramadhan sudah mulai di penghujung hari. Berarti suka rada-rada malees. Apalagi anak sekolah, langsung inget deh sama tumpukkan tugas. Hihihihiy *cucol*
It's so normally kok! Tapi pinter-pinter kita yang harus me-manage diri agar bilangan waktu yang kita punya, ga terbuang percuma.
Nah... Biasanya kan harus ada penyemangat tuh, kalo lagi males. Suka punya kutipan kata (quotes) favorit kan? Let's go to share it !! :) And this is the one of my favorite quotes. I hope it brings good impact for us gals. Amin.


                                                            "Kata Mutiara"


Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang.
Merantaulah,kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.
Berlelah lelahlah,manisnya hidup terasa setelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan.

Jika mengalir menjadi jernih,jika tidak,kan keruh menggenang.

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa.



Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran.

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam,

tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang.



Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.


(Imam Syafi'e)

Senin, 08 Agustus 2011

Jika Nabi Muhammad Datang ke Rumahmu


Jika Nabi Muhammad datang ke rumahmu, untuk meluangkan waktu sehari dua hari bersamamu.
Tanpa kabar apa-apa sebelumnya, apakah yang akan kau lakukan untuknya?

Akankah kau sembunyikan buku musikmu?
Lalu kau keluarkan dengan cepat kitab hadits di rak buku?
Atau akankah kau sembunyikan majalah-majalahmu,
dan kau hiasi mejamu dengan al-quran yang telah berdebu?
Akankah kau masih melihat film dewasa di tv, atau dengan cepat kau matikan sebelum beliau kecewa?

Maukah kau mengajak Nabi berkunjung ke tempat yang biasa kau datangi?
Ataukah dengan cepat rencanamu kau ganti?
Akankah kau bahagia jika Nabi memperpanjang kunjungannya?
Atau kau malah lega saat Nabi akhirnya mngakhiri kunjungannya?

Jika Nabi tiba-tiba ingin menyaksikan.
Akankah kau tetap mengerjakan pekerjaan yang sehari-hari biasa kau lakukan?
Akankah kau berkata-kata seperti apa yang sehari-hari biasa kau katakan?
Akankah kau jalankan sewajarnya hidupmu, seperti halnya jika Nabi tidak ke rumahmu?

Sangatlah menarik untuk di ketahui apa yang akan kau lakukan, jika Nabi datang mengetuk pintu rumahmu.

Sabtu, 23 Juli 2011

Lama Gak Nulis

Assalamualaikum:)
Kabar yang baca pada gimana-gimana ya?
Moga sehat dan bahagia terooos ya:D

Udah jarang nge-blog ni. Huhuhuyee. Semenjak naek kelas XI, tepatnya XI IPS 1, jadi kurang ada waktu..

Padahal buuanyak nyak hanget, *eh,banget* cerita waktu liburan. Tapi masih blom bisa ng'uploadin foto nh :( Jd kurang semngat..

Lagi pada masuk awal ajaran baru kan ya? Makin semangat aja ya :D Pasti banyak pengalaman baru... Well, kalau aku sendiri juga ada. Malah tiap ada guru masuk, baek yang udah kenal atopun engga, pasti pada nyariin trus nyamperin ke meja aku. Hohoho, jelaslaa, disuruh sama guru-guru soalnya 'mengabadikan' tulisan indah dari tangan saya *nyodorinkresek* buat di buku absen. Ho oh, kepilih jadi sekretaris kelas... :)
Tapiiiii, *seriusnih* kalau tiap guru masuk, aku sama kembaran pasti suka ditanyain. Kok gak masuk IPA?
Ini nih... Iniii... Yang sering bikin aku heran. Kalo ada anak IPA kok, gak ditanyain juga ya. Misalnya gini, 'Masuk IPA ya.Kok gak mau masuk IPS?" Pasti jarang kan ya ada yang nanya gt --_--
Aku sendiri milih IPS, karena pengen nyesuain ama cita-cita entar sih. Di higa (di samping:bahasa banjar-red) suka sama serba-serbi sosial. I'm not a very-very spectacular in science too. ;) Ok, kita pasti bisa kan sama pelajaran 'Kimia-Fisika-(apalagi) Biologi, tapi pasti kita juga punya pelajaran dominan disukain gitu. And i feel it. Maybe, sometimes i like it, but i know... I was found the other subject which more i love .. Wokehlah dulu pernah cita-cita jadi docter,namun keinginan lain sepertinya lebih kuat.. (Apakah itu?Hehehe)
Pokoknya menyenangkan deh di kelas baruuuu. Meski di awal2 juga rada2 keteken *hah???* walo sedikit aja sh, sama underjudgement orang2, but this is my choice, so i still survive. Kalo digambarin tuuuuuuuh, hampir2 mengutip kata2 di 'Negeri 5 Menara' :
" Awalnya sebuah keterpaksaan, lalu berubah menjadi moment bersyukur penuh kebahagiaan :D" Aminn...

Sabtu, 30 April 2011

Sebuah Pilihan

  
“Lipat ke belakang.Lipat ke depan.Mmm,baru dirapikan.Yap.”
Aku sematkan peniti kecil di bawah dagu,baru memasang bros sebagai pemanis.
Nah.Selesai sudah!
“Tok.Tok”
“Cepat Bintang.Ini sudah mau jam 7.”
“Iya Bu.”
Ku sambar tas,lalu bergegas ke luar kamar.
Ayah sudah di meja makan.Kopinya juga sudah habis.Sekarang tampaknya sedang melahap sarapan paginya yang lain.Hmm.Koran.
Ia melirik aku sedikit dari bacannya.Tersenyum.Baru kembali biasa.
Ibu yang dari dapur juga seperti itu.Melihatku lekat-lekat.
“Bintang kok pakai bintang.”
“Tidak apa-apa juga kan Bu.Eh,bagus tidak?Sepertinya masih kurang rapi ya?”
Ayah yang sejak tadi diam,ternyata malah berkomentar.
“Bagus kok Nak.Ayah senang akhirnya kamu mau berjilbab juga.”
Aku bersorak dalam hati.
“Apa hadiahnya Yah?He he he.”
“Hadiahnya ya pahala lah.Apalagi.Yah,lumayan lah.Kain-kain bekas di gudang mungkin  jadi bisa kamu pakai sekarang.Daripada mubazir.”
“Kejamnyaa,kejamnya,kejamnyaa,” aku pun menirukan cengkok sebuah lagu dangdut.
Ayah dan Ibu terkekeh bersama mendengarnya.
“Sudah.Ayo berangkat sekolah sana.Jangan lupa baca doa dulu ya Bintang,sebelum naik motornya.”
“Iya Bu.Assallammualaikum.”

                                                                                ***

“Alhamdulillah.Kamu ternyata sungguh-sungguh.Aku pikir cuman bercanda.”
“Ya serius Dyt.Masak masalah agama aku main-main.”
Aku cubit  pipi gembulnya.Gemas.
“Syuk..Eh..Eh..Jangan dong Bin.Sakit!”
“Maaf.Maaf.Eh,hari ini ad PR tidak?”
“Nanya PR kok di sekolah.Bukannya kemarin sore atau tadi malam.”
“Yaah.Kan cuma memastikan.Tapi aku sudah ngerjain semua  kok.”
“Oh baguslah.Mmm.Ngomong-ngomong kamu udah serius mau berhijab Bin?”
“Insya Allah Dyt.Tolong doakan aku istiqomah ya!”
“Lalu,Adi bagaimana?Dia sudah tahu?”
Lagi-lagi Adi.Semalam waktu aku bercerita kepada Dytta,dia bertanya tentang Adi.Sekarang Adi lagi.
Jangan-jangan,besok pun tetap ada Adi!
“Bin.Bin.Kamu marah?Aku cuman bertanya saja kok.”
“Eh.Tidak kok Dyt.Jujur.Aku pun masih teringat kata-katanya.”
“Hmmm.Kamu kan pernah suka sama dia.Suit.Suit,”Dytta menggodaku.
Aduh,anak ini.Dikasih hati,dia minta jantung.Mentang-mentang aku tidak jadi marah.
“Jadi,” lanjutnya,”kamu mau jawab apa pertanyaan dia waktu itu?”
“Ya,seperti yang kita bahas.Mungkin aku bakal menemuinya nanti pulang sekolah.”
“Cuman berdua?”Mata bulatnya mendelik.
“Ya tidak mungkin.Kamu temani aku ya!”
                                                                ***
Jam pulang.Aku dan Dytta pun bergegas ke taman.Walaupun,ia tak berada di sebelah ku sebenarnya,sewaktu bertemu Adi.
Privasi.Begitu katanya.Ya tak apalah.Asalkan dia ikut saja.
Sekarang di hadapan ku ada Adi.Aduh Ya Allah,bantulah hamba-Mu ini.
“Di.”Aku membuka pembicaraan.
“Sebenarnya aku masih ingin menjadi siswa SMA kebanyakkan.Seperti kamu,Dytta atau yang lain.
Ia serius mendengarkan.
“Masih banyak hal-hal yang belum ku raih.Dan tentunya,aku mencoba belajar untuk membahagiakan kedua orang tua ku juga lebih mengenal Sang Pencipta kita.Aku yakin,kau pun seperti itu.”
Aku menghela napas sejenak.
“Dan aku yakin,sebenarnya masa sekarang ini masih sementara.Tuhan pasti telah menakdirkan pasangan  untuk kita masing-masing nantinya.Maafkan aku.Aku harap kamu mengerti pilihanku ini.”
Air muka Adi sedikit kecewa.Untunglah dia tersenyum sesudahnya.
“Ya.Kata-katamu betul Bin.Kita masih muda.Ibarat matahari,kita belum juga condong ke barat.
Mungkin aku juga harus terus memperjuangkan cita-citaku.”
“Iya.Aku percaya,Insya Allah kamu akan sukses Di.Kamu punya semangat itu dalam diri kamu.”
“Terimakasih Bin.Kamu pun begitu ya.Tapi,kita masih berteman kan?”
“Tentu Di.”Aku menjawabnya sembari menganggukkkan kepala.
Setelah Adi pergi,Dytta pun berjalan ke arahku.
“Bagaimana Bin?”
“Alhamdulillah.Semuanya baik Dyt.”
“Baguslah kalau begitu.Eh,kita shalat Dzuhur dulu yuk!”
Kami pun mengarahkan kaki ke musholla.
Entah kenapa,hari ini shalat ku seperti berbeda dengan hari-hari biasa.
Air wudhu benar-benar terasa menyejukkan.Ayat-ayat Al-Qur an pun seperti benar-benar memenuhi relung jiwa.
Dalam sujud terakhir,aku memanjatkan doa lebih lama dari biasanya.
“Ya Azza Wa Jala.Aku ini hanya hamba-Mu yang lemah.Seorang perempuan akhir zaman
yang ingin mecoba menjadi muslimah hakiki walaupun kadang terlintas aralnya kehidupan.
Yang kerap melupakan-Mu,tapi nyatanya tetaplah Engkau anugerahkan nikmat-nikmat dalam kehidupanku.
  Ya Rabbi,hari ini aku bersimpuh untuk memohon karunia dan rizki mu.
Anugrahkanlah hamba,rizki-Mu yang penuh berkah.
Yang tidak akan menimbulkan fitnah di dunia.
Namun juga tidak akan mengurangi pahala hamba-Mu ini di akhirat nantinya.Amin Ya Rabbal Alamin.”




Cerpen

Dear ctar..

Hmm,cecuai yang aku taruh di profil,calah catu minat aku juga cemua hal yang berhubungan ma ceni.Bica puici atawa chort ctory.
Ini calah catunya,yg Alhamdulillah "kebetulan" bica macuk koran ..

(INI HURUF "S"NYA,KENAPA JADI "C" CEMUA GINI CIIIIIHH?ARKKKKKKH)

Monggo kalo mau baca2 , semoga bisa memberikan secercah (atau lebih) kebahagiaan buat semua :)
berharap dikasih comment atawa kritik yang membangun..





                         Cinta Sang Hawa


Dia Ismail,Ismail kekasihku..
Siapa Ismailmu yang ikhlas kau korbankan kepada-Nya?
                                                                ***
“Alhamdulillah,akhirnya selesai juga.”
Hawa mengetik kalimat terakhir puisinya.Setelah yakin tidak ada kata yang keliru,puisi itu pun di-print.
“Diterima tidak ya?Buat majalah kampus?Hmm..”
“Udah,coba aja dulu!Kalau belum ya disimpan aja.Lumayan kan.Biar jadi koleksi bersama puisi mu yang juga tidak lolos.Hihihi,”canda Rena,sahabatnya.
“Iya,iya.Huh,kamu ini kok menghibur tapi akhirannya malah begitu Ren.”
“Itu namanya,’meambung dahulu,hanyar mehampas’!Hahaha.”
Oala.Opo toh artinya?”
 “Hehehe.Iya ya.Aku baru ingat kamu baru aja pindah ke sini.Biasa saja.Artinya tidak penting juga kok Wa.”
“Oh,ya sudah,aku mau ke kantor redaksi dulu ya”.Hawa melirik jam tangan biru mudanya.“Semoga saja belum tutup.”
“OK!Moga sukses ya puisi mu!”
Hawa pun  belari secepat yang  ia bisa.Sekarang sudah jam 14.45 dan kantor redaksi sebentar lagi akan tutup.Besok majalah kampus sudah akan terbit jadi ia harus bergegas jika tidak ingin kesempatan kali ini hilang.
“Syuuuut”
“Aduh,angin!”Hawa sedikit terpekik ketika melihat kertas yang ia pegang terbang.
“Arrghh.Mana belum di-save!”
Kertas itu melayang sangat tinggi,lalu tersangkut ke dahan pohon.Sangat sulit untuk dijangkau makhluk yang hanya memilikki tinggi 158 cm seperti dirinya.
“Em,boleh ku ambilkan?”
Hawa menoleh mendengar sebuah suara yang  berat.Belum selesai keterkejutannya,orang itu pun mengembalikan secarik kertas yang ada di tangan.
Entah benar atau tidak,Hawa seperti mellihat pandangan heran,ketika ‘malaikat penolong’ nya itu membaca sekilas puisinya.
“Ini kamu sendiri yang buat?”tanyanya sambil menunjuk kertas di tangan Hawa.
“Iya.Rencananya buat majalah kampus.Kenapa memangnya?
“Tidak apa-apa.Kamu kuliah di sini juga?”
“Iya.Di Fakultas Kedokteran.”
“Oh iya.Kita belum berkenalan,”
dia tersenyum dan mengulurkan tangan.”Perkenalkan,
namaku Ismail.”
                                                                ***
Sungguh!Aku percaya tidak ada yang kebetulan di dunia ini.Karena semua itu pasti telah tertakdirkan dengan jelas.Tapi laki-laki itu?Ismail?
Ah.Seperti sebuah kebetulan saja.Lagipula mana mungkin dia bercanda dan mengarang-ngarang nama hanya karena puisi ku.
Masih terekam jelas kejadian sore tadi dengan jelas.Ketika aku membalas memperkenalkan diri.
“Ha,Hawa.Panggil saja Hawa,”ku tangkupkan tangan  di depan dada untuk membalas uluran tangannya.
Ismail menunjukkan rasa heran.Tapi kemudian wajah itu kembali biasa.
Hanya perkenalan singkat,namun nyantanya,memberikan kesan yang terlampau banyak.
Karena sesudah kembali dari kantor redaksi,ia malah bertukar cerita.
Entahlah.Aku juga tak tahu mengapa bisa sebegitu nyamannya berada di dekat Ismail.
Kami membahas banyak topik dan ia juga mengomentari puisiku.
“Puisi mu bagus Wa.Metafornya sungguh memikat.
“Terimakasih.”
“Eh,boleh aku bertanya sesuatu?” Tapi,jangan marah ya.”
“Tentu saja.Kenapa memangnya?”
“Mmm..aku sungkan mengatakannya.”
“Sudahlah,kalau bisa aku jawab,tentu pertanyaanmu itu akan ku jawab.”
Ismail terdiam sejenak lalu menghentikan langkah kakinya.Ia berpaling ke arah ku.
“Apakah..apakah Ismailmu itu,telah kau temukan Wa?”
                                                    ***
Bruk!Tiba-tiba ada yang meletakkan tas di kursi taman.Aku berpaling,ternyata Rena.
Wah.Pasti isinya berat sekali.Kalau tidak,mana mungkin benda itu berbunyi seperti batu bata yang terjatuh.
“Wa.Menurut perkiraan ku,sepertinya kau sudah lama berdekatan dengan lelaki itu.”
“Namanya ‘bukan lelaki itu’ Ren.Tapi Ismail.Ingat.Ismail.”
Dasar Rena,walau sudah berpuluh kali ku beritahu,tetap saja ia lupa.
“Iya.Iya.Si Ismail itu,bagaimana hubungannya dengan mu?”
Deg!Aku tersentak.Sepertinya keakraban kami biasa saja,namun Rena malah berprasangka  macam-macam.
“Wa.Aku masih ingat perkataanmu.Bahwa kau tidak mau pacaran semasa di kampus.Hanya saja,kau ingin mencari seseorang yang tepat.Wah,jangan-jangan di..eh..si Ismail ya maksudmu?”
“Ren.Sudahlah.Mungkin Ismail memang baik.Mungkin dia memang bisa membuat semua wanita menaruh simpati padanya,tapi . . . “
Kami terdiam.Rena pasti tahu,bahwa aku telah mengingat hal yang satu itu.
“Yayaya..Tapi berdasarkan cerita-ceritamu,aku juga yakin dia sangat tertarik pada Islam.Bisa jadi,Ismail itu berkeinginan menjadi seorang muallaf lho Wa!Jadi tidak ada halangan lagi kan.Hehehe.”
“Yah,hal itu memang bisa saja terjadi.Namun,ini mengenai masa depan Ren.Mengenai seseorang yang menjadi pendamping hidup ,tentunya aku berharap,dia bisa mengetahui agama jauh lebih baik daripadaku .”
“Ah.Pasti  bukan karena itu.Aku tahu alasan sebenarnya”
Dasar Rena,selalu saja menduga yang  aneh-aneh.Sungguh!Kadang ingin ku intip isi kepalanya itu.
Ku beri tatapan tak mengerti akan jawabannya.
“Ehem,begini lho Wa!Nama mu kan Hawa.Sedangkan dia Ismail.Aduh,dilihat dari segi mana pun sungguh tidak cocok!Jadi pasti kau mencari orang yang cocok dengan namamu,yaitu Adam.Nah,baru kau mau menikah.Benar kan aku?”
Aku terdiam mendengar perkataannya yang polos itu.Namun..jujur,juga sungguh menggelitik urat syaraf.
“Hahaha.Ada-ada saja kau ini Ren”.
Kami tergelak dan tertawa bersama.
                Tapi keriangan itu nyatanya tak berlangsung lama.Karena sewaktu sampai rumah,terlihat sosok Abi di halaman.Seperti menunggu kehadiran tamu penting.
Aku menerka-nerka dengan pikiran yang kebingungan,
“Aneh.Buat apa Abi repot-repot berdiri di situ.Tunggu di dalam saja kan bisa”.
 Abi berpaling melihat kedatangan ku.
  “Wa”
“Iya Bi,ada apa?”
“Akhirnya kamu datang.Abi sudah lama sekali menunggu.”
“Memangnya kenapa Bi?”
“Ada yang mencari kamu,” Abi mengarahkan pandangan ke dalam rumah.
“ Teman kampus mu Wa.Ada yang ditanyakannya.Dan Abi tidak bisa menjawab tanpa bantuan mu.”
“Lho.Memangnya dia bertanya mengenai masalah kedokteran ya Bi?Sampai harus menunggu aku datang.”
“Bukan Wa.Tapi ini juga bukan masalah sembarangan.”
“Lalu?”
“Dia kemari,ingin melamar mu,Nak.”
                                                                                ***
Handphoneku berbunyi.Ada sms masuk.Dari Rena rupanya.
“Wa.Snggh kau menerima lamaran itu?aku berdoa pilihan mu ini tept, turut berbahagia mendengarny.Ku tunggu undangan dari mu :)
Hanya kata-kata itu.Dan hanya kalimat itu,namun aku kembali teringat akan lamaran minggu lalu.Lamaran yang selalu menjadi alasan setiap doa ku dalam baru-baru ini.
Ya Allah.Semoga saja keputusan ku ini tepat.Mudahkanlah jalan hamba Ya Allah.
Aku hanya ingin penuhi sunnah Rasul-Mu dan penuhi separuh agama.Lancarkanlah Ya Allah..
                                                                                ***

Waktu seperti berjalan begitu lambat.Semua orang hening ketika ijab kabul dibacakan.Aku pun turut membaca syukur ketika prosesnya lancar.Hanya satu kali.Dan tak ada masalah.
Subhanallah,rasanya seperti baru kemarin aku berbicara dengan Rena tentang pernikahan,lalu tiba-tiba aku telah tahu bagaimana.Sebab ini adalah sebuah wallimah pernikahan dan akulah mempelai wanitanya.Sedangkan mempelai pria di samping ku,adalah orang yang telah lama ku kenal.
Rabbi..maafkan aku yang masih belum bisa luapkan seluruh cinta ini hanya untuk-Mu
Rabbi..ampuni aku karena kadang ku lupakan nikmat-Mu
Sedangkan kuasa-Mu tlah ku lihat lagi hari ini
Semoga setiap jengkal kasih dan sayang ku untuknya,
Tak melebihi sedikitpun setiap jengkal kasih dan sayang ku untukmu
Dan jadikanlah ia sebagai hamba Engkau  yang selalu rindukan diri-Mu dan diri-ku
Meski bukanlah seorang Ismail,ataupun juga Adam
Jadikanlah ia pemimpin dalam  keluarga akhir zaman ini,
seperti namanya;
Muhammad …



Keterangan
Ya ampun.Apa artinya?Aku tidak mengerti
Mengangkat dahulu,baru dijatuhkan



                         

Doa Sungai

Kami ini hanya anak-anak sungai
Yang hidup dari bisikkan angin
Arus dan ombaknya tak pernah abadi
Karena dipermainkan oleh geliat waktu

Kelokkan-kelokkan itu tidaklah curam
Hanya sebuah ujian
Untuk menggoncang imanmu..


Setiap gemericik adalah tasbih
Setiap gesekkan daun adalah tahmid
Sepanjang hari,takbir kami siutkan :
Allahu Akbar


Kami ini hanya anak-anak sungai
Yang sudah rindu akan manisnya keabadian
Yang ingin bergegas pulang ke muaranya masing-masing


Entah surgawi,entah yang mana

Kartini & Kartono

Dear star ..

Hm ,cerita atawa enggak ya?Entar disangka 'pamer' lg.Hehehe.
Oke,gak kali ya.Cuman pengalaman di sekolah gini :)

Gini,aku baru tahu,pas aku sekolah d SMA (SMAN 2) buat meringatin Hari Kartini,ada acara pemilihan Miss Kartini & Mas Kartono.
Sebagai perwakilan kelas,pasrah deh tadi malam baca buku tentang surat-surat Kartini,yang tebalnya ada kali 5 cm -_- Hmmm,*gak selese tentunya*
ternyata waktu lomba,juri-juri nanya tentang pengetahuan umum.
Wah,mana pertanyaan pertama itu bukan "pertanyaan".
PAKE TANDA KUTIP YAAAA.
Soalnya,sang juri yang sangat terhormat ini,minta ditunjukkin DRAMA.
HO OH.
DRAMA!
YANG PERTUNJUKKAN SINGKAT GITU.
APA???
(wah,kenceng bener ini suara)

wokeh.wokeh.Bapaknya minta buat aku nunjukkin wanita karier abis pulang kantor,jam 9 malam.Bingung..!Tema apa nih Pak?Beliau diem aja.
Langsung deh tadi turun ke tangga pentas.Pura-pura ngetuk pintu.Jangan tanya pake tangan.!Tadi ngetuknya lebih kreatif cyiiin *huwek*
pake HAK SEPATU...
Ho oh,gedor-gedor tu lantai deh,kenceng-kenceng gak peduli juga.!
Langsung,berhamburan tawa dalam ruangan,ama anak-anak lain yang juga nonton.
Habis itu marah-marah ama suaminya :
"Papaaa.!Udah masak belum?Mama kan capek."
"Itu kan tugas Mama."
"Iya.Tapi beras kan udah Mama cuci.Tinggal masukkin ke Magic Jar.Papa tuh tinggal masak ikan,ayam,ama bayam!"
Hahahaha (ketawa lagi)

Udah selese,bapaknya bilang gini :
"Ya.Jadi penonton bisa tahu ya.Yang tadi itu,emansipasi atau bukan."

(Yaaahh.Salah lagii)

Alhamdulillah.Syukur deh abis itu gak ada "pertanyaan" kayak gitu lagi.
Pertanyaan umum,lumayan.
Unjuk bakat?Ehem.Reading Poetry.
(bikinan ndiri sih,moga jurinya gak histeris denger.hehehe)
 Pas giliran 'Cas Cis Cus'.Hw,alhamdulillah.

Yap!Sebagai anak 'kebangetan-aktipp',sewaktu juri lagi rapat,foto-foto donk :D
Untung ada temen bawa SLR.
Hw,untung lagi layar kameranya juga muat.Hihihihi.

Setelah selesai , terus balik ke aula, gak lama abis itu,akhirnya pengumuman juga...
Ini nih..Bermenit-menit yang tetep terasa bermenit-menit (emang bener kan??)
Deg--deg--deg--deg... Jurinya mulai ngomong.. Tapi nama kok enggak disebut-sebut ya -,-
Deg--deg--deg--
Deg--deg--deg-- (lagi)

Alhamdulillah,rezeki dapet Runner-Up 1 :D
*syukur*